blog ku
Sabtu, 24 September 2016
Sabtu, 09 Maret 2013
sejarah PSHT (persaudaraan setia hati terate )
sejarah
Sabtu, 25 Agustus 2012
PersaudaraaN Setia Hati Terate
Sejarah PSHT
Sejarah PSHT saat periode perintisan , pembaharuan , pengembangan dan go internasional :
A. Periode Perintisan
Dalam kilas perjalanan sejarah,
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) merupakan sebuah organisasi
‘’Persaudaraan’’ yang bertujuan membentuk manusia berbudi luhur tahu
benar dan salah dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam jalinan
persaudaraan kekal abadi.
Organisasi ini didirikan pada tahun 1922
oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo di Desa Pilangbango, Madiun (sekarang
Kelurahan Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun). Ki Hadjar
Hardjo Oetomo adalah siswa kinasih dari Ki Ageng Soerodiwirjo (pendiri
aliran pencak silat Setia Hati atai dikenal sebagai aliran SH). Ia juga
tercatat sebagai pejuang perintis kemerdekaan Republik Indonesia.
Di awal perintisannya, perguruan pencak
silat yang didirikan Ki Hadjar ini diberi nama Setia Hati Pencak Sport
Club (SH PSC). Semula, SH PSC lebih memerankan diri sebagai basis
pelatihan dan pendadaran pemuda Madiun dalam menentang penjajahan. Untuk
mensiasati kolonialisme perguruan ini beberapa kali sempat berganti
nama, yakni, dari SH PSC menjadi Setia Hati Pemuda Sport Club. Perubahan
makna akronim ‘’P’’ dari ‘’ Pencak’’ menjadi ‘’Pemuda’’ sengaja
dilakukan agar pemerintah Hindia Belanda tidak menaruh curiga dan tidak
membatasi kegiatan SH PSC. Pada tahun 1922 SH PSC berganti nama lagi
menjadi Seti Hati Terate. Kabarnya, nama ini merupakan inisiatif
Soeratno Soerengpati, siswa Ki Hadjar —- yang juga tokoh perintis
kemerdekaan berbasis Serikat Islam (SI).
B. Periode Pembaruan
Sementara itu, Proklamasi Kemerdekaan
yang dikumandangkan Soekarno – Hatta pada tanggal 7 Agustus 1945 membawa
dampak perubahan bagi kehidupan bangsa Indonesia. Kebebasan bertindak
dan menyuarakan hak serta menjalankan kewajiban sebagai warga negara
terbuka lebar dan dihargai sebagaimana mestinya. Atas restu dari Ki
Hadjar Hardjo Oetomo, pada tahun 1948, Soetomo Mangkoedjojo, Darsono dan
sejumlah siswa Ki Hajar, memprakarsai terselenggaranya konferensi
pertama Setia Hati Terate. Hasilnya; sebuah langkah pembaharuan
diluncurkan. Setia Hati Terate yang dalam awal perintisannya berstatus
sebagai perguruan pencak silat di rubah menjadi “organisasi
persaudaraan” dengan nama “Persaudaraan Setia Hati Terate”.
Mengapa langkah pembaharuan itu
ditempuh? Alasannya, pertama agar organisasi tercinta kelak mampu
mensejajarkan kiprahnya dengan perubahan zaman dan pergeseran
nilai-nilai komunitas yang melingkupinya. Dengan mengubah organisasi
dari yang bersifat “paguron” menjadi organisasi yang bertumpu pada
“sistem persaudaraan”, berarti gaung pembaharuan telah dipekikkan dan
proses perubahan telah di gelar. Yakni perubahan daya gerak organisasi
dari sistem tradisional ke sistem organisasi modern. Dan organisasi
modern inilah yang kelak diharapkan mampu menjawab tantangan kehidupan
yang semakin kompleks.
Alasan kedua; agar organisasi yang
dibidaninya itu nantinya tidak dikuasai dan bergantung pada
orang-perorang sehingga kelangsungan hidup organisasi dan kelestariannya
lebih terjamin.
Menyelaraskan perubahan era, dari era penjajahan ke era kemerdekaan, dalam konggres pertama SH Terate yang digelar tahun 1948, tiga butir pembaharuan dilontarkan.
Menyelaraskan perubahan era, dari era penjajahan ke era kemerdekaan, dalam konggres pertama SH Terate yang digelar tahun 1948, tiga butir pembaharuan dilontarkan.
1. Merubah sistem Organisasi dan
Perguruan Pencak Silat (paguron) menjadi “Organisasi Persaudaraan dengan
nama Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)”
2. Menyusun Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang pertama.
3. Mengangkat Soetomo Mangkoedjojo sebagai ketua.
2. Menyusun Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang pertama.
3. Mengangkat Soetomo Mangkoedjojo sebagai ketua.
Makna kata persaudaraan dalam paradigma
baru PSHT ini adalah persaudaraan yang utuh. Yakni suatu jalinan
persaudaraan yang didasarkan pada rasa saling sayang menyayangi, hormat
menghormati dan saling bertanggung jawab. Persaudaraan yang tidak
membedakan siapa aku dan siapa kamu. Persaudaraan yang tidak terkungkung
hegomoni keduniawian (drajat, pangkat dan martabat) dan terlepas dari
kefanatikan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).
Soetomo Mengkoedjojo menyelesaikan masa
bhaktinya sebagai Ketua PSHT pada tahun 1974. Pada periode ini
perkembangan PSHT mulai melebar keluar wilayah Madiun. Tercatat, (5)
cabang diluar Madiun berhasil didirikan. Antara lain di Surabaya,
Jogjakarta, dan Solo.
C. Periode Pengembangan
Gaung pembaharuan yang telah dipekikkan
lewat konferensi (semacam musyawarah : MUBES) SH Terate di Pilangbango,
Madiun itu dengan arif diakui sebagai era baru perjalanan roda
organisasi. Era perubahan gerak organisasi dari tradisional ke
organisasi modern. Konsekuensi dari perubahan tersebut, salah satu
diantaranya adalah dengan mengentalkan komitmen pengembangan organisasi
agar semakin maju, berkembang dan berkualitas.
Kiprah Persaudaraan Setia Hati Terate
dalam memvisualisasikan dirinya pada komitmen itu bisa dilihat melalui
salah satu upaya saat berusaha mengembangkan sayapnya, merambah ke luar
daerah. Dan masyarakat yang menjadi fokus pengembangannya pun cukup
heterogen, mulai dari masyarakat papan atas sampai masyarakat di papan
paling bawah. Tak heran, jika Persaudaraan Setia Hati Terate lantas
mendapat sambutan cukup hangat dari segenap lapisan masyarakat.
Kesepakatan menjadikan daya gerak organisasi bertumpu pada “sistem di P. Jawa, tapi merambah ke luar jawa. Selama itu pula, cabang PSHT yang semula hanya 5 cabang bertambah menjadi 46 cabang.
Kesepakatan menjadikan daya gerak organisasi bertumpu pada “sistem di P. Jawa, tapi merambah ke luar jawa. Selama itu pula, cabang PSHT yang semula hanya 5 cabang bertambah menjadi 46 cabang.
Sepeninggal RM Imam Koesoepangat,
tepatnya tanggal 16 November 1987, praktis beban dan tanggung jawab
tongkat kepemimpinan PSHT beralih ke pundak Mas Tarmadji. Ibaratnya dua
tanggung jawab yang semula ditanggung berdua, kini harus diemban
sendiri. Meski begitu, ternyata Mas Tarmadji mampu. Terbukti berkat
solidnya sistem koordinasi antar jajaran pengurus dan kadang tercinta,
PSHT berhasil melesat ke kancah paradigma baru.
Selain memprioritaskan pengembangan
sektor ideal, dia menggebrak lewat program pembangunan sarana dan
prasarana fisik organisasi. Ditengah kesibukan memimpin banyak lembaga
sosial kemasyarakatan —sebab, selain sebagai Ketua Umum PSHT H. Tarmadji
Boedi Harsono, SE, juga tercatat sebagai ketua Hiswana Migas, Ketua
Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kota Madiun, Direktur Kelompok
Bimbingan Ibadah haji Al-Mabrur, dan masih banyak lagi organisasi yang
dipimpin, Meski begitu, terbukti Mas Tarmadji mampu memperkokoh
eksistensi PSHT, tidak saja di bidang pengembangan sarana dan prasarana
phisik organisasi, tapi juga pengembangan cabang.
Melengkapi keberadaan PSHT, didirikan sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Setia Hati Terate. Dalam perkembangannya Yayasan Setia Hati Terate berhasil menelorkan kinarya monumental berupa lembaga pendidikan formal berupa Sekolah Menengah Industri Pariwisata Kusuma Terate (SMIP) dengan akreditasi diakui, SMIP Kusuma Terate telah berhasil mencetak siswa-siswinya menjadi tenaga terampil dibidang akomodasi perhotelan.
Melengkapi keberadaan PSHT, didirikan sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Setia Hati Terate. Dalam perkembangannya Yayasan Setia Hati Terate berhasil menelorkan kinarya monumental berupa lembaga pendidikan formal berupa Sekolah Menengah Industri Pariwisata Kusuma Terate (SMIP) dengan akreditasi diakui, SMIP Kusuma Terate telah berhasil mencetak siswa-siswinya menjadi tenaga terampil dibidang akomodasi perhotelan.
Sementara untuk mendukung kesejahteraan
anggotanya Yayasan Setia Hati Terate juga mendirikan lembaga
perekonomian berupa Koperasi Terate Manunggal. Disamping telah memiliki
aset monumental berupa Padepokan PSHT yang berdiri di atas tanah seluas
12.290 M2, di Jl. Merak Nambangan Kidul Kota Madiun, organisasi ini juga
terdukung sejumlah asset lain yang diharapkan mampu menyelaraskan diri
dengan era globalisasi.
Data terakhir menyebutkan, Persaudaraan Setia Hati Terate kini telah memiliki 200 cabang yang tersebar di Indonesia serta 67 komisariat Perguruan Tinggi dan beberapa Komisariat Luar Negeri. Total jumlah anggota mencapai 1,5 juta lebih.
Data terakhir menyebutkan, Persaudaraan Setia Hati Terate kini telah memiliki 200 cabang yang tersebar di Indonesia serta 67 komisariat Perguruan Tinggi dan beberapa Komisariat Luar Negeri. Total jumlah anggota mencapai 1,5 juta lebih.
D. Go International
Ketika Mas Tarmadji Boedi Harsono, S.E
dan Drs. Marwoto memimpin organisasi, kepak sayap perkembangan PSHT
melesat pesat tidak hanya di dalam negeri, tapi merambah ke luar negeri.
Dengan kiat PSHT Must Go International, Tarmadji berhasil melambungkan
nama PSHT di kancah percaturan kultur dan peradaban dunia.
Tercatat ada beberapa komisariat luar negeri yang berhasil dikukuhkan. Masing-masing, Komisariat PSHT Bintulu, Serawak, Malaysia, Komisariat Holland/Belanda, Komisariat Timor Loro Sae, Komisariat Hongkong ,Komisariat Moskow , Mesir , Australia , dll.
Dengan demikian tekad mengemban misi sekaligus juga amanat organisasi sebagimana yang termaktub dalam mukaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate. Yakni : ……akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani dimana “Sang Mutiara Hidup” bertahta (Baca : Mukkaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate).
Tercatat ada beberapa komisariat luar negeri yang berhasil dikukuhkan. Masing-masing, Komisariat PSHT Bintulu, Serawak, Malaysia, Komisariat Holland/Belanda, Komisariat Timor Loro Sae, Komisariat Hongkong ,Komisariat Moskow , Mesir , Australia , dll.
Dengan demikian tekad mengemban misi sekaligus juga amanat organisasi sebagimana yang termaktub dalam mukaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate. Yakni : ……akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani dimana “Sang Mutiara Hidup” bertahta (Baca : Mukkaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate).
Pencak Silat atau Silat
(berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela
diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara
luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa
pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan
penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand
Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam
juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak silat di
Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Persilat
(Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa), adalah nama organisasi yang
dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk
mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan
nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum
dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai
budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk
daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai
kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di
berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan
lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka
sendiri. Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh
ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat.
Bahkan
sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang
kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka
yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan
berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari
India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya.
Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian
berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka
kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya
kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh
persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di
Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14
adalah pendekar silat yang terhebat. Hal seperti itu juga yang terjadi
di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran silat secara
historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh
kaum Ulama, seiiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di
Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah
perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga
saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan
pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu
beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela
negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat
menjadi bagian dari latihan spiritual.
Istilah dalam Pencak Silat
Sikap dan GerakIstilah dalam Pencak Silat
Pencak silat ialah sistem yang terdiri
atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat
bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti
perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan
kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan
dengan suatu serangan yang cepat.
Teknik
Pencak Silat memiliki macam yang banyak
dari teknik bertahan dan menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan,
siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum
termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar,
menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
Jurus
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus.
Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah,
yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik
lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara
tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh,
mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar
Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
Aspek dan bentuk
Kesenian Randai dari Sumatra Barat memakai silek (silat) sebagai unsur tariannya.
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
- Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat jaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
- Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan “seni” pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
- Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
- Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
Bentuk pencak silat dan padepokannya
(tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek
yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan
atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah
contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek
bela diri dan olah raga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari
pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah yang
telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat
bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat
pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian
praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual
dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang
ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat
sedunia.
Tingkat kemahiran
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat kemahiran, yaitu:- Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan, tangkisan, elakan,tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar perguruan dan jurus standar IPSI
- Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.
- Pelatih, hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula, dan menengah akan membuat pesilat melangkah ke tahap selanjutnya, dimana mereka akan diberikan teknik – teknik beladiri perguruan, dimana teknik ini hanya diberikan kepada orang yang memang dipercaya, dan mampu secara teknik maupun moral, karena biasanya teknik beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam melumpuhkan lawan / sangat mematikan .
- Pendekar, merupakan pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi.
* PERSILAT- Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa
* IPSI – Ikatan Pencak Silat Indonesia
* PESAKA Malaysia – Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia
* PERSISI – Persekutuan Silat Singapore
* EPSF – European Pencak Silat Federation
NGERTI DALAM TATARAN ILMU SETIA HATI
Dikutip dari Buku GURU SEJATI, Telaah Ajaran Setia Hati
H. Tarmadji Boedi Harsono,SE)
Tak dipungkiri, hidup butuh perjuangan
mencapai pemenuhan hajat. Laksana air, ia terus bergerak dari satu
tempat ketempat lain mengisi multi ruang dan dimensi konsekuensinya
muncul beda pendapat silang pandang dan persaingan antar kepentingan.
Dampak lebih konkret lagi terjadinya persinggungan antar individu,
kelompok dan komunitas. Perang acapkali menjadi penyelesaian paling
frontal, lantaran pihak-pihak yang saling bertikai, sama-sama ngotot
mempertahankan kepentingannya kukuh ngugemi karep, seakan tak ada lagi
jalan penyelesaian secara damai. Musyawarah mencapai mufakat dianggap
barang yang tak punya nilai hingga otot jadi pertaruhan akhir.
Padahal, jika mau menyelami lebih dalam
lagi, ruang penyelesaian terhadap beda pendapat , kebersinggungan dalam
pranataan multidimensi, masih terbuka lebar. Bahkan ruang ini hampir
tidak terbatas, saking luasnya apalagi jika kita mau menghayati dan
mencari akar persoalan yang sebenarnya. Sumber penyulut angkara yang
menyebabkan akal sehat tak lagi berfungsi dan gerak ragawi mengalahkan
nilai-nilai pengendalian diri.
Apa itu?
Jawabnya adalah nurani, kompas jati diri pengendali arah refleksi jiwa
sekaligus raga. Inspirator segala kebijakan yang dijabarkan oleh gerak
emosi atau nafsu. Juga, motor penggerak aktivitas indra dan anggota raga
.
Disinilah kadang perlunya Persaudaraan
Setia Hati Terate, ditekankan selalu mengasah nurani , mulat sarira
hangrasawani. Tujuannya agar setiap tindakan dan pikirannya selalu
terkontrol, tidak over acting . selaras dengan proporsinya . Bisa empan
papan. Karenanya, kesantunan dan kesadaran empan papan ini mutlak harus
disikapi dan tidak boleh diabaikan.
Jika setiap warga Persaudaraan Setia
Hati Terate ini sudah bisa bertindak dan berpikir dengan konsep empan
papan sesuai dengan proporsinya, maka dia akan muncul dengan sosok yang
disegani. Sebab dirinya memang sudah sampai pada konsepsi kesadaran
makna diri (ngerti). Ibaratnya, ia akan tampil sebagai sosok yang mampu
manjing ajur ajer, cendhek datan kaungkulan, dhuwur datan
ngungkul-ungkuli.
Tentu, kesadaran makna diri ini tidak
akan muncul tanpa proses pembelajaran secara kontinyu. Karena itu,
Persaudaraan Setia Hati Terate ini telah meletakkan dasar pembelajaran
ngerti empan papan ini sejak dari siswa, melalui pelajaran kesantunan
dan konsep penghormatan. Misalnya, begitu datang ditempat latihan,
mereka disarankan saling berjabat tangan.
Kemudian setelah berganti pakaian,
sebelum memulai latihan harus menghormat pada pelatih. kemudian,
bersama-sama pelatih mengawali kegiatan dengan berdoa bersama.
Proses pembelajaran ini, sesungguhnya
merupakan awal peletakkan dasar kepada siswa untuk bisa empan papan.
Pertama, menghargai nilai-nilai keberadaan orang lain yang diujudkan
lewat berjabat tangan .kedua peletakan dasar kesantunan antara yang muda
kepada yang lebih tua yang ditunjukkan lewat aktivitas menghormati
kepada pelatih. Ketiga, pengenalan dasar pengertian dan kesadaran atas
keberadaan tuhan yang diujudkan dengan doa bersama sebelum memulai
kegiatan.
Konsep pembelajaran ini diteruskan
secara berjenjang , selama siswa berproses menjadi warga dari tingkat
ketingkat, melalui pelajaran kerokhanian . targetnya, setelah siswa
menjadi warga , ia akan bisa mengamalkan ajaran itu dalam kehidupan
masyarakat .
Contoh sederhana, bagaimana kita
bersikap saat berada dilingkungan kerja dan bagaimana pula bersikap saat
berada ditengah-tengah lingkungan dan masyarakat.
Untuk menuju kearah itu terdapat empat
tingkat pengertian dan kesadaran harus dipegang teguh . yakni, pertama,
mengerti keberadaan diri sendiri (ngerti lungguhing kapribaden) , kedua
mengerti keberadaan orang lain (ngerti lungguhing ngaurip), ketiga
mengerti pada keberadaan Tuhan (ngerti punjering manembah). Keempat
mengerti jalan menuju kematian (ngerti dumunge pati)
Ngerti Lungguhing Kapribaden
Ini adalah tingkat kesadaran pertama,
dimana setiap kadang Persaudaraan Setia Hati Terate diwajibkan untuk
mengerti dirinya. ia sebagai sesosok titah (ciptaan), keberadaanya tidak
lebih baik dari titah sakwantah (manusia bisaa). Karenanya ia pun harus
bisa memposisiskan dirinya pada proporsi yang paling bersahaja.tidak
merasa besar, ora kemlinthi, karena selain dirinya, masih ada
titah-titah lain, yang baik hak dan kewajibannya, adalah sama , setara
Sebaliknya karena dirinya ngerti bahwa
kedudukan setiap titah pada dasarnya sama, maka dimanapun berada , ia
tidak akan kehilangan kepercayaan diri (dalam lingsem). Pun tidak akan
kelewat percaya diri (super ego, tidak sombong). Penampilannya, kendati
tampak bersahaja, sederhana tapi tidak berkesan miskin, wibawa tapi
tidak angker. Dan, setiap gerak geriknya terpncar sebuah sikap percaya
diri (Setia Hati)
Ngerti Lungguhing Urip
Hidup merupakan sebuah proses menuju
titik akhir dalam berdharma. Karena keberadaanya berkisar pada proses,
maka sangat mustahil jika berjalan sendiri. Ada sebuah system yang
mempengaruhinya. Bahkan, system itu pada kondisi tertentu, mutlak
diperlukan keberadaanya , dalam proses pembentukan jati diri . Misalnya
sebuah system yang mengharuskan seseorang berjalan disisi kiri dalam
berlalu lintas . Atau system yang mengarahkan seseorang harus patuh pada
jadwal rutinitas kerja.
Yang jadi soal barangkali adalah apakah
kita selamanya harus larut kedalam system dengan melepas eksistensi yang
kita miliki? apakah kita mesti total mempertaruhkan nilai-nilai privasi
masuk kedalam sebuah system demi mempertahankan system yang ada ? tentu
saja bukan demikian yang kita harapkan. Sebab acapkali tidak semua
system bisa berjalan berdampingan dalam satu waktu dan ruang yang sama.
Misalnya system berlalu lintas di Indonesia mengharuskan kita berjalan
disebelah kiri, karena yang dipakai system berlalu lintas Eropa. Tapi
apakah kita menggunakan system ini jika kita naik mobil dijalan raya
dibenua Amerika, yang nota bene, menggunakan system kanan?
Contoh lain, dalam system militer ,
bawahan harus memberi hormat pada atasan dengan cara hormat ala militer.
Apakah aturan itu juga bisa diberlakukan dalam keluarga?Misalnya,
dengan mengharuskan istri dan anak-anak melakukan sikap hormat militer
pada suami dan ayah?tentu saja jika ini dilakukan, akan kelihatan lucu .
Bahkan akan malah jadi bahan tertawaan orang lain.
Persaudaraan Setia Hati Terate, sebagai
bagian dari masyarakat majemuk, sudah barang tentu memiliki dasar ajaran
berhadapan dengan persoalan ini. Yakni, pada prinsipnya, warga
Persaudaraan Setia Hati Terate tidak mengatur dan tidak mau diatur. Tapi
warga Persaudaraan Setia Hati Terate akan berusaha semaksimal mungkin
menjunjung tinggi, mematuhi dan melaksanakan aturan yang sudah menjadi
kesepakatan bersama.
Tips Mendirikan Tempat Latihan SH Terate
Seringkali saudara-saudara ingin
mendirikan tempat latihan pencak silat SH Terate, bisa jadi karena
banyaknya permintaan untuk mengadakan latihan, atau memang dari inisitif
sejumlah Warga dari komunitas tersebut untuk mendirikan Laihan.
Misalnya saja, beberapa Warga SH Terate yang eksis di sebuah universitas
berusaha untuk mendirikan Unit Kegiatan Mahasiswa atau Ekskul
Mahasiswa, atau seorang Warga yang bekerja sebagai guru SMP / SMA
berinisiatif mendirikan ekskul pencak silat di sekolahnya. Pertanyaan
yang bisasanya muncul, bagaimana caranya …??
Berikut beberapa tips:
1. menyebarkan informasi.
sebarkan informasi bahwa akan didirikan
tempat latihan SH Terate di lingkungan anda. Latihan hari apa, jam
berapa, tempatnya dimana… sejauh ini yang paling manjur adalah informasi
dari mulut ke mulut (via SMS dan FB juga oke!!). Kemudian buat sebuah
daftar nama Warga/siswa yang juga berada di lingkungan tersebut.
Misalnya kalau mendirikan di Universitas, buat daftar nama mahasiswa,
dosen, dan mereka yang berminat beserta NIM/NIPnya. Kemudian buat juga
daftar nama bagi mereka yang berminat mengikuti latihan. Mengapa? ini
agar kita memiliki data berapa banyak “saudara” dan “calon saudara” yang
ada di lingkungan kita. Data ini nantinya akan berguna saat kita
mengajukan proposal.
tips: Gunakan
metode jaring laba-laba. Kalau anda menemukan satu warga, biasanya dia
juga mengenal warga lainnya. Dan warga lainnya juga mengenal warga
lainnya. Catat, hubungi. (Anda akan terkejut ternyata saudara-saudara
anda memang ada di mana-mana… )
2. Mengadakan Latihan
Latihan bisa langsung diadakan dengan
terlebih dahulu memberitahukan secara lisan kepada yang berwenang di
lingkungan tersebut, misalnya bagian Kemahasiswaan… atau bagi yang
nekat, cukup memberi tahu petugas lapangan yang bertanggung jawab di
lingkungan tempat kita berlatih, misalnya Satpam (tentu saja ini
membutuhkan komunikasi, sopan santun dan hubungan yang baik…tapi jangan
lupa ini hanya untuk sementara ya… ijin resminya tetap harus diurus
!!).
tips: di awal berlatih (sebelum ada ijin
resmi), usahakan anda mengelola latihan SH Terate ini sehingga
mendapatkan kesan baik. Misalnya: Pelatihnya tertib, berseragam hitam
lengkap bersabuk putih/mori, latihan berjalan sesuai prosedur dan tidak
ngawur, tidak membuat kegaduhan, menjaga sopan santun dengan masyarakat
sekitar dll (kesan yang baik akan mendatangkan dukungan, dont forget
..!)
3. Urus perijinan
Cari tahu bagaimana cara memperoleh ijin
yang legal untuk megadakan tempat latihan. Kalau di kampung/di desa,
mungkin cukup mengajukan surat ijin mengadakan kegiatan ke Kades, ketua
RT atau ketua RT setempat. Tidak terlalu ribet. Lain kalau di Instansi,
misalnya di Universitas, di Perusahaan, di Sekolah, atau di pangkalan
ABRI misalnya. Anda harus mencari informasi kemana ijin harus
dikirimkan. Caranya anda bisa minta informasi ke orang-orang yang
terkait. Misalnya ke kegiatan ekstra yang sudah ada terlebih dahulu, ke
rekan kerja, ke Satpam/petugas lapangan (inilah untungnya bernaik-baik
dengan para petugas lapangan, hehehe). Jangan kaget kalau saat mengurus
perijinan anda harus menunggu, dilempar kesana kemari, dsb… artinya
kesabaran kita sedang diuji, no problem lah…! yang penting positif
thinking saja !!
tips: kalau anda “salah alamat”, atau
saat mengurus ijin anda dibalas dengan kata-kata “wah mas, kalau
mengurus ijin latihan bukan disini!”, tanyakan saja langsung “terus saya
harus kemana pak..?” nah disitu anda bisa mendapat informasi lebih
jelas mengenai prosedurnya. (Berdoalah prosedurnya tidak ribet, hehehe…)
tips 2: untuk membuktikan bahwa kita
bukan organisasi sembarangan, saat mengurus ijin bisa disertai proposal
yang berisi profil organisasi SH Terate. Caranya memebuat proposal? ada
di bawah…. ^^
4. Buat proposal untuk mendirikan latihan
Saat mengajukan permohonan ijin ada
baiknya kitameneyertakan juga proposal pensirian tempat latihan. Untuk
teman-teman mahasiswa pasti sudah akrab dengan bagaimana cara memebuat
proposal. Membuat proposal pendirian latihan juga tidak jauh berbeda.
Isinya antara lain:
Latar belakang mendirikan tempat latihan
Profil Organisasi, yang berisi a.l (sejarah PSHT; arti lambang; sejarah/kegiatan PSHT di lingkungan/daerah/cabang tersebut; prestasi SH Terate (bisa menyertakan prestasi PSHT Cabang/daerah juga); jenis materi latihan, tingkatan sabuk, kegiatan (misal: latihan rutin, latihan bersama, tes kenaikan tingkat, latihan alam, pengambilan sabuk dll)
Rencana Susunan Pengurus (Pembina; penanggung jawab latihan; pelatih; dsb— sesuaikan dengan kebijakan kegiatan ekstrakurikul;er yang berlaku di sekolah/universitas/ nstansi)
Lampiran, yang berisi a.l : susunan data anggota Warga dan Siswa SH Terate yang ada di lingkungan tersebut; rencana kegiatan setahun ke depan, detail daftar prestasi yang telah diraih (bila ada), dan data-data lain yang dianggap mendukung.
Latar belakang mendirikan tempat latihan
Profil Organisasi, yang berisi a.l (sejarah PSHT; arti lambang; sejarah/kegiatan PSHT di lingkungan/daerah/cabang tersebut; prestasi SH Terate (bisa menyertakan prestasi PSHT Cabang/daerah juga); jenis materi latihan, tingkatan sabuk, kegiatan (misal: latihan rutin, latihan bersama, tes kenaikan tingkat, latihan alam, pengambilan sabuk dll)
Rencana Susunan Pengurus (Pembina; penanggung jawab latihan; pelatih; dsb— sesuaikan dengan kebijakan kegiatan ekstrakurikul;er yang berlaku di sekolah/universitas/ nstansi)
Lampiran, yang berisi a.l : susunan data anggota Warga dan Siswa SH Terate yang ada di lingkungan tersebut; rencana kegiatan setahun ke depan, detail daftar prestasi yang telah diraih (bila ada), dan data-data lain yang dianggap mendukung.
Anda bisa melakukannya dengan memberikan
sentuhan kreatifias sendiri untuk proposal ini. Intinya, tujuan
proposal ini adalah memberikan informasi yang benar kepada yang
membacanya. Kalau proposal kita baik, maka organisasi kita dianggap baik
dan bukan organsiasi sembarangan, maka bisanya ijin dapat keluar dengan
lancar.
tips 1: anda bisa mengumpulkan data-data
dan foto dengan surfing di internet. banyak web yang menyediakan
informasi tentang SH Terate berikut foto-fotonya ..!! ini mempermudah
pekerjaan anda ..!
tips 2: ketika mengurus ijin, gunakan
pakaian yang rapi, sesuai sopan santun setempat, dan gunakan etika dan
tutur bahasa yang baik. Kalau anda tidak pintar basa-basi, yang penting
anda punya niatan baik itu sudah cukup. jangan sombong. Intinya, kita
harus menanamkan kesan yang baik di mata orang lain…. demi SH Terate.
selamat mencoba, semoga bermanfaat ..!!!
Minggu, 23 Desember 2012
Langganan:
Postingan (Atom)